Tugas Mata Kuliah Arsitektur Pohon
Dosen Pengampu : Atus Syahbudin
Adirhesa Hermawan (15/385635/KT/08144)
Pendahuluan
Arsitektur pohon mempunyai beberapa konsep yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Arsitektur pohon juga sangat erat kaitannya dengan lanskap. Konsep ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu Arsitektural, Artistik Visual, dan Holtikultural.
- Arsitektural
Konsep ini pada dasarnya menekankan pemilihan jenis pohon yang memiliki kesesuaian dengan tujuan dan kepentingan pengelolaan tata ruang yang akan dibuat. Konsep ini meliputi jenis pelantai, jenis pelindung, jenis pengatap, dan jenis penghias..
- Artistik Visual
Pada konsep ini lebih menekankan pada komponen dominan seperti garis, bentuk, warna, tekstur, struktur, dan unsur massa sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang harmonis dalam pembentukan serta pengelolaan tata ruang atau lanskap.
- Hortikultural
Pada konsep ini lebih menekankan tentang sifat dan karakteristik pohon serta lingkungan pembentuk dari pohon itu sendiri yang erat kaitannya dengan pengelolaan lanskap. Konsep ini terdiri dari :
- Habistus Fungsional, meliputi esetetika
- Ekologi, meliputi jenis tanah, kebutuhan air, cahaya, angin, dan lain-lain
- Fitogeografi, meliputi pantai, rawa, gunung, batuan, dan lain-lain
- Taksonomi, meliputi kelas, ordo, genera, famili, dan jenis
- Morfologi, meliputi lumut, rumput, tanaman semusim, semak, perdu, dan lain-lain.
Konsep-konsep tersebut saling melengkapi dalam pengelolaan tata ruang atau lanskap dan kaitannya dengan fungsi dari mempelajari arsitektur pohon. Namun, dari sekian banyak modl arsitektur pohon yang dipelajari terdapat satu model dimana model tersebut memiliki kebermanfaatan baik dari segi estetika maupun lingkungan sekitarnya seperti tata air. Model tersebut yaitu Model Stone. Berikut ini merupakan penjelasan lengkap mengenai Model Stone.
Definisi
Model Stone merupakan suatu model arsitektur pohon yang memiliki ciri-ciri yaitu batang bercabang, poliaksial atau pohon dengan beberapa aksis yang berbeda, aksis vegetatif yang tidak ekuivalen dengan bentuk homogen, bunga terminalis, percabangan monopdial, dan memiliki pertumbuhan batang yang kontinyu (Arrijani, 2003).


Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bulletwood_tree_(Mimusops_elengi)_at_Shilparamam_Jaatara.jpg
Pengaplikasian dan Manfaat
Menurut Naharuddin dkk (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa curahan tajuk pada model stone sekitar 12,36% dimana menunjukkan bahwa model stone memiliki posisi cabang-cabangnya cenderung ke atas sehingga air hujan yang meneroa cabang-cabang pohon tersebut sebagian besar akan menjadi aliran batang. Hal ini menjelaskan bahwa model stone dapat menjadi opsi pilihan tanaman yang dapat mengurangi potensi terjadinya erosi tanah yang disebabkan akibat air hujan. Menurut Jeffrey (1964) menjelaskan bahwa semakin tebal dan rapat penutupan tajuk, curahan tajuk yang terjadi akan semakin kecil. Besarnya luas enutupan tajuk ini akan menyebabkan kecilnya air lolosan tajuk dan meningkatkan intersepsi (Herwitz, 1985).
Pengaplikasian dan manfaat lain dari model stone adalah sebagai tempat melakukan aktivitas harian beberapa hewan. Menurut Rahmia (2017) menjelaskan dalam jurnal penelitiannya bahwa pohon dengan bentuk arsitektur pohon model stone dimanfaatkan oleh kuskus beruang sebagai tempat melakukan aktivitas harian. Kuskus beruang memanfaatkan pohon dengan model ini dikarenakan model ini mempunyai bentuk cabang simpodial sehingga membuat daun-daun tumbuh menjadi lebih padat.
Kelebihan dan Kelemahan
Model Stone ini memiliki kelebihan yaitu cocok digunakan untuk tanaman peneduh dikarenakan model ini memiliki tajuk yang agak rapat. Selain itu, dengan tajuk yang agak rapat ini model stone juga cocok digunakan sebagai tanaman yang dapat meminimalisir erosi tanah akibat air hujan. Sedangkan kelemahan dari model ini adalah model ini memiliki bentuk tajuk yang tidak mengembang sehingga dilihat dari aspek estetika, model ini kurang indah dan tidak cocok untuk digunakan sebagai jenis tanaman penghias.
Daftar Pustaka
Arrijani, 2003. Model Arsitektur Pohon pada Hulu DAS Cianjur dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Makalah Seminar Nasional, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Herwitz, R.S. 1985. Interception storage capacities of tropical rainforest canopy trees. Journal of Hydrology 77: 237- 252.
Jeffrey, H.W. 1964. Vegetation, Water and climate Needs and Problems in Widland Hidrology and Watersheds Research. Dept. of Forest, Canada.
Naharuddin, N., Bratawinata, A., Hardwinarto, S., dan Pitopang, R. 2016. Curahan tajuk pada tegakan model arsitektur pohon Aubreville, Leeuwenberg dan Stone di tipe penggunaan lahan kebun hutan Sub Daerah Aliran Sungai Gumbasa. Jurnal Warta Rimba, 4(1).
Rahmia, N dan Abdul, Haris. 2017. Karakteristik Habitat dan Jenis Pakan Kuskus Beruang (Ailurops ursinus) di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara. Hurnal WASIAN, Vol. 4 No. 2 ; 55-68.
.